HakikatDunia dalam al-Qur'an dan As-Sunnah: Dunia adalah Ujian (Qs. Al Mulk [67] : 2) Ayat tersebut ditafsirkan yakni siapa yang amalannya paling ikhlas ( akhlasuhu) dan paling benar ( ashwabuhu) .Allah Ta'ala memberlakukan berbagai perintah dan larangan untuk mereka dan diuji dgn berbagai keinginan hawa nafsu yang memalingkan mereka
HakikatDunia Sebagai Sarana Kebaikan Akhirat. 03 Sep 2021 09:34 WIB. 437. . Bagi orang beriman, tiada waktu yang boleh terlewat sedikit pun di dunia ini kecuali harus bernilai ibadah sebab dunia ladang akhirat. "Dan carilah pada apa yang telah dianugerahkan Allah kepadamu yaitu kebahagiaan negeri akhirat, dan janganlah kamu melupakan
Dandi akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu. Berlomba-lombalah kamu kepada (mendapatkan) ampunan dari Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan Rasul rasul-Nya.
Dengankematangan iman yang ada dihatinya, ia akan mampu membedakan dengan jelas makna hakiki antara kehidupan Dunia dan kehidupan Akhirat. 2. Dari Hadist tersebut diatas juga dapat diambil pelajaran bahwa seorang yang beriman harus memiliki Hubbul Akhirat (rasa cinta kepada kehidupan Akhirat). Ajak dia untuk merenungi hakikat kehidupan
Dansesungguhnya negeri akhirat, dialah kehidupan sempurna, jika mereka mengetahui. (QS. al-Ankabut: 64) Ayat di atas menjelaskan hakikat kehidupan dunia dengan membatasi lingkupnya pada sekadar kelengahan dan permainan belaka, sedangkan hakikat kehidupan akhirat dibatasi sebagai satu-satunya kehidupan yang hakiki.
KajianTafsir: Surah Al-Baqarah ayat 177. Hakikat dan pokok-pokok kebajikan, bahwa ia hanyalah terwujud dengan beriman kepada Allah, hari Akhir dan kepada rukun-rukun iman yang lain. Allah Subhaanahu wa Ta'aala berfirman: بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ لَيْسَ الْبِرَّ أَنْ تُوَلُّوا وُجُوهَكُمْ قِبَلَ
HakikatPerjalanan Hidup Manusia dari Alam Dzar hingga Akhirat. Yudistira, Jurnalis · Rabu 02 September 2020 12:29 WIB. Ilustrasi (Pond5) DALAM khazanah keilmuan, manusia ditakdirkan berada dalam beberapa alam selama hidupnya. Alam dzar, alam dunia dan alam baqa atau akhirat. Titik balik dari rangkaian tahun baru hijriah, bisa dimaknai dengan
qBuJ. Oleh Imam Nur Suharno Kehidupan di dunia ini sebenarnya adalah kehidupan menuju akhirat. Ia adalah jembatan yang mesti dilalui oleh setiap manusia sebelum menempuh alam akhirat. Bahasa sederhananya, kehidupan dunia adalah medan persediaan dan persiapan untuk menuju kehidupan akhirat yang kekal sepanjang zaman. Ar-Raghib mengatakan, "Kekal adalah terbebasnya sesuatu dari segala macam kerusakan dan tetap dalam keadaan semula." Kehidupan dunia ini merupakan jembatan penyeberangan, bukan tujuan akhir dari sebuah kehidupan, melainkan sebagai sarana menuju kehidupan yang sebenarnya, yaitu kehidupan akhirat. Karena itu, Alquran menamainya dengan beberapa istilah yang menunjukkan hakikat kehidupan yang sebenarnya. Pertama, al-hayawan kehidupan yang sebenarnya. "Tiadalah kehidupan dunia ini melainkan senda gurau dan main-main. Dan sesungguhnya akhirat itulah yang sebenarnya kehidupan kalau mereka mengetahui." QS al-Ankabut [29] 64.Kedua, dar al-qarar tempat yang kekal. "Hai kaumku, sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara, dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal." QS Ghafir [40] 39.Ketiga, dar al-jaza' tempat pembalasan. "Di hari itu, Allah akan memberi mereka balasan yang setimpal menurut semestinya, dan tahulah mereka bahwa Allahlah yang benar lagi yang menjelaskan segala sesuatu menurut hakikat yang sebenarnya." QS an-Nur [24] 25.Keempat, dar al-muttaqin tempat yang terbaik bagi orang yang bertakwa. "Dan dikatakan kepada orang-orang yang bertakwa 'Apakah yang telah diturunkan oleh Tuhanmu?' Mereka menjawab 'Allah telah menurunkan kebaikan.' Orang-orang yang berbuat baik di dunia ini mendapat pembalasan yang baik. Sesungguhnya kampung akhirat adalah lebih baik, dan itulah sebaik-baik tempat bagi orang yang bertakwa." QS an-Nahl [16] 30.Dengan demikian, setelah manusia mengetahui akan hakikat kehidupan yang sebenarnya, mereka akan memberikan perhatian yang lebih besar pada kehidupan akhirat yang kekal daripada kehidupan dunia yang fana ini. Sebab, "Sesungguhnya hari kemudian itu lebih baik bagimu daripada yang sekarang." QS ad-Dhuha [93] 4.Oleh karena itu, "Sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu. Mereka mengatakan 'Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.' Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada istri-istri yang suci, dan mereka kekal di dalamnya." QS al-Baqarah [2] 25. Wallahu a'lam.
Jakarta, IDN Times - Umat Islam hendaknya meyakini bahwa dunia bukanlah satu-satunya alam yang menjadi tempat tinggal bagi manusia. Masih ada alam lain yang akan disinggahi oleh manusia hingga hari kiamat melewati alam dunia, manusia akan bertemu alam kubur yang menjadi gerbang batas antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat. Alam kubur menjadi tempat tinggal orang-orang yang sudah meninggal hingga datangnya hari kiamat Ali Mustafa Yakub dalam buku Fatwa Imam Besar Masjid Istiqlal menjelaskan, terdapat tiga alam yang berkaitan dengan posisi manusia dengan ruhnya. Ketiga alam tersebut yaitu alam barzah, alam dunia, dan alam akhirat. Seperti apa gambaran ketiga alam tersebut ? Berikut perbedaan alam barzah, dunia dan akhirat yang dirangkum IDN Times. Baca Juga Hal-Hal yang Dilakukan Saat Hadapi Orang Sakaratul Maut dan Meninggal 1. Alam dunia sebagai tempat ujian bagi manusiaIlustrasi Bumi IDN Times/Mardya Shakti Hakikat kehidupan dunia sebenarnya adalah ujian bagi manusia seberapa mampu bisa menjalankan perintah Allah SWT. Dunia sesungguhnya menjadi tempat manusia untuk berlomba mengumpulkan amal kebaikan, seperti yang difirmankan Allah SWT di Surah Al Kahfi ayat 7, sebagai berikut إِنَّا جَعَلْنَا مَا عَلَى الْأَرْضِ زِينَةً لَهَا لِنَبْلُوَهُمْ أَيُّهُمْ أَحْسَنُ عَمَلًاArtinya Sesungguhnya Kami telah jadikan segala yang ada di bumi ini untuk perhiasan bagi bumi itu sendiri dan penghuninya, untuk menguji siapakah di antara mereka yang paling baik amalnya. QS al-Kahfi 7Di dunia ini segala godaan muncul, maka manusia dituntut untuk kuat dalam keimanan dan menjadikan Allah SWT sebagai satu-satunya pelindung dan tempat Ghazali menyebutkan, alam dunia ini seperti panggung atau pasar yang disinggahi oleh musafir di tengah perjalannya menuju tempat lain. Maka disinilah mereka membekali diri sebelum meneruskan perjalanan menuju tempat menguji keimanan manusia, di dunia ini Allah SWT memberikan garis ketentuan yang harus diikuti oleh manusia agar selamat dan bahagia, baik di dunia maupun di akhirat kelak. 2. Alam barzah, pintu gerbang menuju akhiratIlustrasi ANTARA FOTO/Akbar TadoKetika kematian tiba, manusia pun meninggalkan alam dunia, menuju alam barzah. Alam barzah adalah alam kubur yang merupakan pintu gerbang atau alam perbatasan antara dunia dan anggota Komisi Fatwa Majelis Ulama Indonesia MUI KH Nurul Irfan, manusia yang sudah berada di alam barzah bisa melihat kondisi di alam dunia maupun di alam diperlihatkan keadaan dua alam yakni dunia dan akhirat, disebutkan manusia di alam barzah juga ada yang sudah mendapatkan balasan akibat perbuatannya di dunia. Karena itu ada istilah yang disebut siksa diketahui bahwa alam barzah merupakan pembeda dari alam dunia dan akhirat, seperti disebutkan dalam Surah Ar-Rum ayat 55-56 وَيَوْمَ تَقُوْمُ السَّاعَةُ يُقْسِمُ الْمُجْرِمُوْنَ ەۙ مَا لَبِثُوْا غَيْرَ سَاعَةٍ ۗ كَذٰلِكَ كَانُوْا يُؤْفَكُوْنَArtinya Dan pada hari ketika terjadinya kiamat, orang-orang yang berdosa bersumpah bahwa mereka berdiam dalam kubur hanya sesaat saja. Begitulah dahulu mereka dipalingkan dari kebenaran. QS. Ar-Rum 55 وَقَالَ الَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ وَالْاِيْمَانَ لَقَدْ لَبِثْتُمْ فِيْ كِتٰبِ اللّٰهِ اِلٰى يَوْمِ الْبَعْثِۖ فَهٰذَا يَوْمُ الْبَعْثِ وَلٰكِنَّكُمْ كُنْتُمْ لَا تَعْلَمُوْنَArtinya Dan orang-orang yang diberi ilmu dan keimanan berkata kepada orang-orang kafir, “Sungguh, kamu telah berdiam dalam kubur menurut ketetapan Allah, sampai hari kebangkitan. Maka inilah hari kebangkitan itu, tetapi dahulu kamu tidak meyakininya. QS. Ar-Rum 56 Pada saat hari kebangkitan tiba atau Yaumul Ba’as alam kebangkitan, semua makhluk yang ada di alam barzah akan dibangkitkan kembali oleh Allah SWT untuk menuju beberapa alam, sebelum masuk ke kehidupan akhirat surga atau neraka.Di Yaumul Ba’as alam kebangkitan, setiap manusia akan memasuki beberapa alam lain yakni Yaumul Mahsyar hari dikumpulkannya manusia di Padang Mahsyar setelah kebangkitannya, Yaumul Hisab hari perhitungan amal, barulah setelahnya ditetapkan kehidupan akhirat berupa surga dan Alam akhirat sebagai tempat yang kekal bagi manusiaIlustrasi Kisah Nabi. IDN Times/Aditya Pratama Alam akhirat merupakan kehidupan kekal setelah alam dunia. Setiap muslim yang beriman wajib percaya akan adanya alam akhirat, sebagai tempat yang kekal bagi manusia, seperti tercantum dalam Al Qur'an Surah Al-Mu'min atau Surah Ghafir ayat 39يٰقَوْمِ اِنَّمَا هٰذِهِ الْحَيٰوةُ الدُّنْيَا مَتَاعٌ ۖوَّاِنَّ الْاٰخِرَةَ هِيَ دَارُ الْقَرَارِArtinya Wahai kaumku! Sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah kesenangan sementara dan sesungguhnya akhirat itulah negeri yang kekal. QS. Surah Ghafir 39Alam akhirat disebut juga sebagai Darul Qarar yakni alam dimana manusia kembali dibangkitkan untuk mendapatkan balasannya, dan saat jasad dan ruh kembali masa ini, kebangkitan kembali manusia dengan tubuh ukhrawinya akan didasarkan pada wujud mental yang membentuk karakter manusia itu. Setidaknya ada enam karakter manusia yang akan dibangkitkan di akhirat kelak yaitu karakter insani, karakter malaikat, karakter setan, karakter binatang, karakter tumbuh-tumbuhan, dan karakter benda padat. Semua karakter ini dibentuk berdasarkan tindakan yang dilakukan manusia selama kehidupan di terkait perbedaan alam dunia, alam barzah, dan alam akhirat di atas dapat kamu pahami dan yakini sebagai seorang muslim yang taat, bahwa kehidupan di dunia hanya sesaat dan kehidupan setelahnya merupakan kehidupan yang Raga Putra Wiwaha
JAKARTA - Allah SWT pasti memiliki alasan dalam setiap penciptaan makhluk-Nya. Termasuk manusia yang diciptakan dengan berbagai fungsi dan tujuannya. Ustaz Ali Ahmad, pembicara kajian keislaman di Masjid Nabawi Islamic School, pun meng ungkapkan awal penciptaan Nabi Adam AS. Ia menyebut, kisah penciptaan ma nusia pertama ini tertuang dalam surah al-Baqarah ayat 30-37. "Dalam surah itu Allah menyebut kepada Malaikat bahwa penciptaan manusia ini sebagai khalifah di muka bumi. Khalifah ini bukan berarti pengganti Allah. Khalifah ini bermakna makhluk yang diciptakan silih berganti," ujar dia, belum lama ini. Mendengar rencana Allah SWT, malaikat pun menunjukkan kekhawatirannya. Malaikat mempertanyakan alasan Allah menciptakan makhluk yang silih berganti, tapi membawa kerusakan di muka bumi ini. Allah SWT tetap pada ke putusan-Nya dan berkata, "Sesung guh nya Aku mengetahui apa yang tidak ka mu ketahui." Sebelum manusia diturunkan di dunia, ada makhluk yang telah lebih dulu hidup di muka bumi. Makhluk itu adalah jin. Jin pun disebut sebagai makhluk yang silih berganti. Dalam penciptaan makh luk pun, jin merupakan yang pertama diciptakan sebelum manusia. Jin diciptakan dari api yang sangat panas. "Ma laikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan ciri-cirinya untuk kalian," Hadist Shahih Muslim. Penciptaan manusia pertama ini diki sahkan berasal dari tanah, lalu generasi berikutnya berasal dari air mani. Allah SWT bersabda dalam surah al-Qiyamah ayat 36, "Apakah manusia mengira, bah wa ia akan dibiarkan sia-sia begitu saja?" Dalam surah al-Mukminun ayat 115 Allah juga berfirman, "Maka, apakah ka mu mengira, sesungguhnya Kami menciptakan kamu secara main-main saja, dan bahwa kamu tidak akan dikembalikan kepada Kami?" "Persoalan hamba dan Allah bukan bagaimana hamba ini menunjukkan cintanya pada Allah. Tapi, bagaimana ia mendapatkan cinta Allah. Bagaimana ia bisa mendapatkan cinta dari apa yang ia cintai," ujar Ustaz Ali. Untuk memperoleh cinta dari Allah, seseorang itu harus melakukan berbagai cara. Ada banyak usaha yang harus dila kukan untuk meraih perhatian-Nya. Ke matian bukanlah satu-satunya cara men dapatkan cinta Allah, apalagi memi lih mati karena merasa tertekan dengan kehidupan. Meski demikian, kematian sejatinya adalah hakikat yang akan terjadi pada manusia. Allah SWT telah berfirman, "Semua yang Ia ciptakan akan kem bali kepada-Nya." Yang perlu dila kukan oleh manusia adalah mempersiapkan kematian itu. "Kematian adalah hal yang pasti, tetapi manusia tidak pernah mempersiapkannya. Yang ada manusia mempersiapkan masa depan yang belum pasti. Bahkan, menggadaikan waktu dan diri sendiri," lanjut dia. Ustaz Ali lalu meng ajak jamaah untuk mulai diri sendiri, dengan cara merubah cara berpikir. Yang awalnya berpikir dari dunia untuk dunia, kini diubah menjadi dari dunia untuk akhirat. Salah satu cara untuk mempersiapkan kematian dan kehidupan setelahnya adalah dengan menjalankan amanat yang diberikan oleh Allah. Salah satunya adalah dengan beribadah kepada-Nya. Dalam surat al-Ahzab ayat 72, Allah berfirman, "Sesungguhnya Kami telah mengemukakan amanat ibadah kepada langit, bumi dan gunung-gunung, se mua nya enggan untuk memikul amanat itu dan mereka khawatir akan mengkhianatinya, dan dipikullah amanat itu oleh manusia." Keutamaan amalan umat Islam yang menjadi amanah adalah shalat lima waktu dalam sehari. Jika amanah ini dipenuhi, surga dijanjikan seluas langit dan bumi. Perihal keutamaan ibadah manusia kepada Allah SWT ini juga di tuliskan dalam surat lainnya. Dalam surah adz-Dzariyat ayat 56 Allah berfirman, "Dan Aku tidak menciptakan jin dan manusia, melainkan supaya mereka beribadah kepada-Ku" Allah menciptakan manusia dengan sebaik-baik dan sempurnanya bentuk. Tugas manusia pun hanya satu, beribadah kepada-Nya. Untuk melaksanakan ibadah ini, membutuhkan ilmu dan akal. Dua hal ini juga diberikan kepada Allah untuk dimanfaatkan sebaik-baiknya. "Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak me nge tahui sesuatu pun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur." QS an-Nahl ayat 78. Ustaz Ali mengingatkan jamaah yang hadir untuk menggunakan apa yang sudah diberikan oleh Allah SWT dengan sebaik-baiknya. Amal, ilmu, dan akal yang ada merupakan berkah yang patut disyukuri dan digunakan untuk kebaikan. Hakikatnya dalam kehidupan, tiga hal ini dimanfaatkan untuk mempersiapkan bekal bagi hari akhir. BACA JUGA Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Klik di Sini
hakikat kehidupan dunia dan akhirat